Minggu, 16 Maret 2014

Perlengkapan, waktu, thawing, deposisi dan evaluasi Inseminasi Buatan (IB)




Oleh :
nama   : Jefri agustra
Bp        :1210612022
            Inseminasi buatan adalah deposisi semen atau penempatan semen dengan menggunakan alat buatan manusia, inseminasi buatan sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 80an, adapun cara pelaksanaan IB adalah sebagai berikut :
1.      Peralatan atau perlengkapan
-          Inseminator GUN / GUN IB
Yaitu alat berbentuk spuit atau suntikan yang panjang dan kecil, gun IB ini digunakan untuk melakukan deposisi semen pada organ reproduksi betina, inseminator GUN biasanya terbuat dari stainless stele agar tidak mudah berkarat dan merusak organ reproduksi betina, inseminator gun terdiri dari dua bagian yaitu bagian tabung dan bagian penusuk, dan pada saat pelaksanaan IB inseminator menekan pangkal gun untuk mendorong semen masuk ke dalam organ reproduksi betina.
-          Plastic sheat
Yaitu plastic berbentuk tabung memanjang hamper menyamai GUN IB dan mempunyai sedikit sobekan memanjang pada pangkal plastic, pada ujung palstik membulat, pada saat persiapan alat IB plastik sheat akan disorongkan pada gun IB guna untuk menahan straw pada ujung gun.
-          Ring pengunci
Yaitu benda berbentuk cincin tebal yang digunakan untuk menahan plastic sheat agar tidak mudah lepas pada saat pelaksanaan IB, cara penggunaannya adalah dengan memasukkan ring tersebut pada ujung plastic sheat yang telah melekat pada gun IB dan menyorongkannya pada pangkal plastic sheat sampai mentik / ikatan plastic sheat kuat.
-          Straw
Straw adalah tabung plastic kecil yang berisi semen yang akan dimasukkan ke dalam organ reproduksi betina, straw mempunyai satu ujung yang di press dan salah satu ujung ditutup dengan gabus, dan pada saat pelaksanaan IB ujung tabung yang dipress dipotong dengan menggunakan gunting sekedar untuk menghilangkan ujung tebung yang dipress. Gunanya agar semen dapat disemprotkan ke dalam organ reproduksi betina.
-          Container
Container adalah sebuah tabung yang pada umumnya berbentuk termos yang digunakan untuk menyimpan semen dalam bentuk beku, adapun suhu pada container adalah -192oc sampai -196oc. isi container tersebut adalah N2 cair yang dapat menghasilkan suhu yang tersebut di atas. 
baca selengkapnya 

-          Pinset
Yaitu alat penjepit yang nantinya akan di gunakan untuk mengambil straw dari dalam container, pinset tersebut harus digunakan karena suhu container yang begitu ekstrim dapat mematikan sel dan jaringan bagian tubuh yang mempunyai kontak dengannya.
-          Wadah berisi air
Wadah berisi air ini akan diperlukan utuk melakukan thowing yaitu pencairan semen / mengaktifkan kembali semen yang dibekukan.
-          Gunting
Gunting digunakan untuk memotong ujung straw yang di press agar semen dapat ditembakkan ke dalam organ reproduksi betina.
-          Kapas
Penggunaan kapas pada pelaksaan IB asalah pada saat sesudah thawing dan sebelum memasukkan semen ka dalam gun IB, yaitu untuk membersihkan atau mengeringkan straw sebelum dimasukkan ke dalam gun IB.
-          Sarung tangan
Sarung tangan merupakan peralatan tambahan pada pelaksanaan IB, hal ini dakarenakan sarung tangan sangat tidak di anjurkan bagi para inseminator pemula karena akan menyulitkan inseminator untuk merasakan cincin-cincin servik, dan agar tidak mengganggu sensitifitas tangan inseminator.

2.      Waktu
Waktu birahi / estrus pada sapi adalah 18 – 21 hari setelah birahi berikutnya, untuk melakukan inseminasi buatan (IB) maka yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah sapi dalam keaadaan birahi (estrus), sapi yang sedang birahi mempunyai tanda-tanda sebagai berikut ;
-          SAS (sirah angek sambok)
Istilah SAS adalah istilah yang digunakan di daerah sumatera barat yaitu di daerah penulis sendiri, istilah itu dendiri dalam bahasa Indonesia adalah vulva ternak sapi akan sirah (merah), angek (hangat), sambok (bengkak).
-          Sapi gelisah
-          Suka dinaiki dan menaiki
-          Melenguh-lenguh
-          Nafsu makan berkurang
-          Keluar lender pada vulva
Setelah melihat tanda-tanda di atas terjadi pada sapi maka sapi tersebut dapat di katakan dalam keadaan birahi, pada saat tanda-tanda tersebut terlihat maka servik sapi tersebut sudah mulai membuka yaitu 1-7 jam birahi, dan apabila birahi telah 8-12 jam pada saat ini servik sudah membuka sempurna, dan pada saat ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melaksanakan IB, setelah lewat dari 12 jam maka servik akan mulai menutup kembali.
3.      Thawing
Thawing merupakan pencairan semen atau meningkatkan suhu straw agar semen dapat aktif kembali, thawing dilakukan dengan memasukkan straw ke dalam air selama 30 detik, semen yang baru dikeluarkan dari container dalam bentuk beku atau dimati surikan akan hidup kembali jika dilakukan thawing, berikut adalah cara melakukan thawing :
-          Ambil straw dari dalam container dengan mengunakan pinset
-          Celupkan ke dalam wadah berisi air selama +30 detik
-          Ambil kembali straw dengan menggunakan pinset
-          Keringkan straw dengan menggunkan kapas
-          Masukkan straw pada gun IB
4.      Deposisi semen
Deposisi semen adalah penempatan semen pada organ reproduksi betina, dapa saat pelaksanaan IB deposisi smen ini adalah perlakuan yang harus sangat diperhatikan karena apabila deposisi semen tidak melewati servikakan mengakibatkan IB gagal, deposisi semen saat melkukan IB adalah sebagai berikut :

-          Posisi 4
Yaitu penembakan semen pada cincin ke empat servik atau mulut uterus, ini biasanya dilakukan dengan meraba servik dan merasakan gun IB.
-          Posisi 4+
Yaitu penembakan semen pada badan uterus atau cornu uterina, penentuan ini dapat dilakukan dengan palpasi parektal dengan merasakan gun IB telah melewati cincin ke 4 servik saat penembakan semen.
5.      Evaluasi
Pada sapi yang baru pertama kali di kawinkan atau IB ecaluasi dilakukan dengan melihat tanda-tanda birahi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila sapi masih mengalami estrus pada 18 -21 hari setelah inseminasi pertama maka diulangi lagi IB untuk yang keduakalinya, dan apabila 18 – 21 hari selanjutnya sapi masih menunjukkan gejala birahi maka IB pada sapi tersebut dapat dinyatakan gagal, pada sapi yang sudah pernah melahirkan evaluasi dapt dilakukan pada 18 – 21 hari stelah IB, maka dari itu untuk melakukan evaluasi IB harus diketahui palaksanaan IB sebelumnya atau mencatat waktu pelaksanaan IB agar memudahka evaluasi.

baca selengkapnya




penulis




jefri agustra



copas boleh asal cantumkan sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar