TUGAS ILMU DAN PRODUKSI TERNAK PERAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KAMBING PERAH DI INDONESIA DAN DUNIA
KELOMPOK
JEFRI AGUSTRA 1210612022
RIZKI MARCIZULA 1210612021
CANDRA ANANTO 1210611040
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
PENDAHULUAN
Kambing pedaging atau kambing potong
adalah tipe kambing yang
dipelihara dan dikembangbiakan untuk menghasilkan dagingsebagai produk utamanya. Secara umum, kambing (baik tipe pedaging maupun
tipe perah) memiliki ciri-ciri
berkuku genap, bertanduk sepasang menggantung dan sebagian besar senang hidup
di lereng-lerang curam, sehingga sering digolongkan sebagai hewan
pegunungan. Kambing memiliki kebiasaan makan hijauan dari jenis
dedaunan. Namun kambing mampu bertahan hidup di daerah yang kondisinya
gersang.
Menurut sejarah, kambing merupakan ternak tertua kedua
setelah anjing. Ternak kambing dapat menyumbangkan 14% – 25% dari pendapatan
petani Indonesia, sehingga sangat nyata peran ternak kambing terhadap nilai
ekonomi, sosial dan budaya. Namun peran dan potensi yang tinggi dari ternak ini akan sulit dipertahankan jika
petani/peternak tidak memiliki pengetahuan mengenai manajemen dan tatalaksana peternakan dari usaha ternak kambing ini, yaitu :
Untuk itulah diperlukan upaya dari berbagai pihak
(termasuk koperasi) dalam proses
alih ilmu dan teknologi kepada peternak melalui program penyuluhan dengan
tetap memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
setempat. Masyarakat “awam” mungkin banyak yang mengira bahwa kambing adalah
domba dan domba adalah kambing. Namun kedua ternak tersebut sebenarnya
berbeda yang ditandai oleh beberapa faktor pembeda, Jika menilik kepada sistem
pencernaan, kebutuhan nutrisi dan tujuan
utama hasil produksi, maka
kambing pedaging tergolong ke dalam ternak ruminansia, selain sapi pedaging, sapi perah, kerbau, domba dan kambing perah
baca selengkapnya
baca selengkapnya
baca selengkapnya
baca selengkapnya
PEMBAHASAN
Bangsa-Bangsa Kambing Perah
Kambing merupakan salah satu jenis
ternak yang cukup digemari dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, namun
skala usahanya masih terbatas dengan sistem pemeliharaan dan perkembangbiakan
yang masih tradisional. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang
lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau
intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50-150 gr/hari atau
dilakukan pemerahan susu, maka hasilnya akan meningkat dan dapat dijadikan
cabang usaha tani ataupun usaha pokok. Ada hal pokok yang harus diperhatikan
dalam usaha ternak kambing, yaitu : harus mengenal bangsa kambing dan ciri-ciri
kambing untuk bibit, bahan pakan dan cara pemberiannya, dan tata laksana.
Pemeliharaan ternak kambing yang
sangat mudah karena tidak membutuhkan keterampilan yang khusus, sehingga
peternak barupun mampu secara cepat belajar manajemen pemeliharaan. Usaha
ternak di pedesaan, tidak memerlukan modal yang besar, karena dapat dilakukan
dengan sistem gaduhan (bagi hasil anak), ataupun dengan pembelian induk yang
tidak terlalu mahal bila dibandingkan ternak besar serta siklus perputaraan
modal relatif singkat. Penyediaan sumber pakan hijauan yang ada di pedesaan
umumnya cukup berlimpah seperti rumput lapangan, leguminosa, limbah pertanian
(limbah sayuran, tanaman pangan, perkebunan), dan lainnya. Selain itu, dalam
berusaha ternak kambing/domba tidak perlu memiliki lahan yang luas, hanya
diperlukan kandang (sesuai dengan jumlah yang dipelihara), pakan yang dapat
diambil dari kebun, lapangan umum, atau di gembalakan di lahan-lahan umum
(lapangan, dibawah perkebunan dan lainnya).
Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk membahas beberapa bangsa-bangsa kambing perah, baik yang
dikembangkan di Indonesia atau yang tidak. Selain kambing penghasil daging, ada
kambing yang digunakan sebagai penghasil susu atau kambing tipe perah. Kambing
ini mampu menghasilkan susu walaupun produktivitasnya rendah, namun harga susu
kambing lebih mahal dibanding susu sapi. Berikut beberapa kambing tipe perah :
·
Kambing Etawah (Jamnapari)
. Kambing Etawah asli atau dikenal dengan kambing
Jamnapari berasal dari daerah Jamnapari India. Kambing Etawah mempunyai
ciri-ciri dahi dan hidungnya cembung, telinga panjang (30 cm) dan terkulai ke
bawah, baik jantan maupun betina bertanduk pendek, kaki panjang dan berbulu
panjang pada garis belakang kaki, warna bulu belang hitam putih atau merah,
atau coklat putih. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter hingga
127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan
bisa mencapai sekitar 68-91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 36-63 kilogram.
Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga 3
liter/ekor/hari, dengan ambing relatif besar dan panjang seperti botol.
Keturunan silangan (hibrida) kambing etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai
kambing “Peranakan etawa” atau “PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan
etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.
· KAMBING PE Peranakan
kambing etawa adalah jenis kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia.
Pada awalnya kambing etawa diberi nama kambing Jamnapari. Sampai sekarang di
India kambing ini diberi nama kambing perah Jamnapari. Kambing ini adalah
kambing perah yang sangat terkenal di Negara India. Di India, kambing ini lebih
akrab dengan sebutan “Pari”. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih
artinya adalah “anggun”.
Dari segi fisiknya, kambing jenis ini memang tinggi, lehernya jenjang, dan wajahnya senantiasa tersenyum. Jika dilihat dari asal muasalnya kambing Jamnapari berasal dari Cakarnagar, ETAWAH, Negara Bagian Utar Prades. Mereka hidup di sepanjang daratan (delta) antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Dan juga di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, Negara bagian Madya Prades, yang berada di sebelah Timur kota Dehli (deket Taj Mahal) merupakan tempat asalnya kambing PE.
Kambing perah jenis Jamnapari ini sudah sangat lama tinggal di daerah subur di sekitaran sungai, sehignga ia tidak mampu beradaptasi di tempat yang lainnya. Jika dilihat dari struktur tubuhnya, warna kambing ini adalah putih bersih. Memiliki bulu yang pendek, kecuali pada bagian paha belakang. Hidungnya bengkok, tanduknya menjulang ke atas.
Untuk kambing dewasa, tanduknya bisa mencapai 25 cm. Sementara kuping kambing Jamnapari ini panjang dan melambai ke bawah. Leher kambing ini panjang dan kuat. Kambing ini memiliki ekor yang pendek. Kambing Jamnapari di tempat asalnya hanya dipelihara dengan cara melepaskan untuk mencari rumput segar di sekitar sungai. Dalam memilih induk yang digunakan untuk pembiakan, seharusnya mengikuti ktriteria di bawah ini:
Dari segi fisiknya, kambing jenis ini memang tinggi, lehernya jenjang, dan wajahnya senantiasa tersenyum. Jika dilihat dari asal muasalnya kambing Jamnapari berasal dari Cakarnagar, ETAWAH, Negara Bagian Utar Prades. Mereka hidup di sepanjang daratan (delta) antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Dan juga di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, Negara bagian Madya Prades, yang berada di sebelah Timur kota Dehli (deket Taj Mahal) merupakan tempat asalnya kambing PE.
Kambing perah jenis Jamnapari ini sudah sangat lama tinggal di daerah subur di sekitaran sungai, sehignga ia tidak mampu beradaptasi di tempat yang lainnya. Jika dilihat dari struktur tubuhnya, warna kambing ini adalah putih bersih. Memiliki bulu yang pendek, kecuali pada bagian paha belakang. Hidungnya bengkok, tanduknya menjulang ke atas.
Untuk kambing dewasa, tanduknya bisa mencapai 25 cm. Sementara kuping kambing Jamnapari ini panjang dan melambai ke bawah. Leher kambing ini panjang dan kuat. Kambing ini memiliki ekor yang pendek. Kambing Jamnapari di tempat asalnya hanya dipelihara dengan cara melepaskan untuk mencari rumput segar di sekitar sungai. Dalam memilih induk yang digunakan untuk pembiakan, seharusnya mengikuti ktriteria di bawah ini:
- Yang pertama adalah warna harus putih bersih, dan ini tak bisa di tawar-tawar lagi.
- Pejantan harus berasal dari Ibu yang sudah berumur tua, dan tidak boleh dari kelahiran pertama kedua dan ketiga, jadi harus dari kelahiran ke empat atau lebih.
- Tanduk tidak boleh yang lurus, tapi harus melengkung ke atas, melengkung kebawah juga tidak boleh.
- Bulu harus pendek dan bersinar mengkilap, bulu yang di paha dan kakibelakang harus panjang.
- Hidung harus melengkung seperti hidung orang romawi, yang jantan harus berjanggut.
- Tidak boleh ada warna hitam terutama pada hidung dan kepala.
Ini adalah persyaratan ideal untuk kambing Jamnapari
yang berada di India. Namun untuk kambing PE yang merupakan keturunan dari
kambing Jamnapari tidak bisa masuk dalam kategori ini. Karena memang sangat berbeda
secara fisiknya. Peranakan etawa ini mungkin lebih tepatnya diberikan mama
jenis sendiri. Jenis Jamnapari ini memang lebih bisa hidup di tempat asalnya.
Satu satunya kambing perah yang paling susah untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Di negeri asalnya kambing perah ini juga mengalami
berbagai masalah, seperti halnya masalah yang dihadapi oleh para peternak di
ndonesia, yaitu:
- Tidak ada tenaga ahli bidang peternakan yang bersedia tinggal dan merawat serta mengontrol proses perkembangan hewan ternak
- Kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan peternakan, selain itu juga banyaknya korupsi dan banyaknya pemerasan ilegal.
- Pada musim kemarau, kesulitan mendapatkan makanan segar.
- Gangguan atau serangan binatang buas.
Perkembangan Jamnapari di Indonesia
Dalam beberapa catatan sejarah, orang pertama yang
memperkenalkan kambing Jamnapari adalah orang Inggris yang pernah menjajah
India. Jamnapari di bawa kedaratan eropa dan sebagian dikawinkan dengan kambing
lokal Inggris. Untuk anak hasil persilangan antara kambing Jamnapari dengan
kambing lokal Inggris dinamai dengan sebutan kambing Anglo-nubian. Dari daratan
Eropa inilah Jamnapari kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia, bersamaan
dengan menyebarnya kapal dagang bangsa-bangsa Eropa yang berlayar dan berniaga
keseluruh penjuru dunia.
Di Amerika Jamnapari di akui sebagai nenek moyangnya kambing American-Nubian, yang terkenal banyak susunya. Pada jaman Kompeni dulu , kapal dagangnya VOC kalau berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam keadaan kosong ruang kargo nya, ruang kargo yang kosong ini akan di isi muatan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian di bawa ke daratan Eropa. Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa di Indonesia, ada sepasang penumpang bangsa Belanda yang bernama Tuan Hollanda dan Nyonya Netherlandia. Meraka adalah pejabat perkebunan dari Belanda yang akan di tugaskan di Pulau Jawa, sebagai pengawas perkebunan yang biasanya di sebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol.
Mengetahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut maka pasangan tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamunapari peliharaan kesayangannya, yang tidak ingin mereka tinggalkan di Belanda, sehingga mereka bawa untuk di pelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di perkebunan yang berada di Jawa-Tengah. Tuan dan Nyonya tersebut selalu menyebut Kambing Peliharaannya sebagai Kambing Asal Etawah, dan selalu memperkenalkan kambingnya kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai Kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan nama Kambing Etawa tanpa bunyi dari huruf H. Seiring berjalannya waktu dan untuk menjaga populasi kambing jamnapari, maka kambing jamnapari di kawinkan dengan kambing-kambing lokal.
Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan Peranakan Etawa ( PE ) Susu kambing peranakan etawa inilah yang sekarang ini sedang ramai untuk dicari orang. Kandungan dan manfaat susu kambing etawa sangatlah banyak. inilah yang menjadikan orang beramai-ramai memburu susu kambing etawa. Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.
Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya. Sementara ini, pengembangan kambing PE sebagai penghasil susu belum banyak diperhatikan dan pemeliharaan masih bersifat tradisional. Pakannya sebagian besar hanya rumput lapangan saja sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan fisiologis ternak terutama dari sumber energi dan protein. Di satu sisi, ternak yang sedang laktasi terutama pada 8 minggu pertama masa laktasi aktivitas metabolisme kelenjar ambingnya meningkat.
Untuk itu, diperlukan pasokan nutrien yang cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan ternak untuk sintesis air susu. Namun di sisi lain, pada awal laktasi induk kambing sangat sensitif terhadap kekurangan protein dan energi sebagai akibat menurunnya nafsu makan. Telah ketahui bahwa kualitas hijauan di daerah tropis adalah rendah sehingga jumlah hijauan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak akan energi di luar kebutuhan hidup pokok ternak. Ketersediaan karbohidrat mudah terlarut pada hijauan adalah rendah.
Karena itu, suplementasi konsentrat yang mengandung campuran bahan-bahan sumber energi, protein serta mineral (mikro dan makro) merupakan salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produk fermentasi rumen yang pada giliran berikutnya dapat menyediakan nutrien yang cukup untuk pembentukan air susu. Konsentrat diharapkan dapat bertindak sebagai sumber karbohidrat mudah terlarut, protein lolos degradasi, dan sebagai sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu. Konsentrat memperluas peluang terbentuknya asam lemak atsiri (volatile fatty acid = VFA) terutama asam propionat yang lebih banyak dengan produksi metan semakin kecil, sehingga efisiensi penggunaan energinya lebih tinggi.
Manfaat dan Khasiat Susu Kambing Etawa
Di Amerika Jamnapari di akui sebagai nenek moyangnya kambing American-Nubian, yang terkenal banyak susunya. Pada jaman Kompeni dulu , kapal dagangnya VOC kalau berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam keadaan kosong ruang kargo nya, ruang kargo yang kosong ini akan di isi muatan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian di bawa ke daratan Eropa. Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa di Indonesia, ada sepasang penumpang bangsa Belanda yang bernama Tuan Hollanda dan Nyonya Netherlandia. Meraka adalah pejabat perkebunan dari Belanda yang akan di tugaskan di Pulau Jawa, sebagai pengawas perkebunan yang biasanya di sebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol.
Mengetahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut maka pasangan tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamunapari peliharaan kesayangannya, yang tidak ingin mereka tinggalkan di Belanda, sehingga mereka bawa untuk di pelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di perkebunan yang berada di Jawa-Tengah. Tuan dan Nyonya tersebut selalu menyebut Kambing Peliharaannya sebagai Kambing Asal Etawah, dan selalu memperkenalkan kambingnya kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai Kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan nama Kambing Etawa tanpa bunyi dari huruf H. Seiring berjalannya waktu dan untuk menjaga populasi kambing jamnapari, maka kambing jamnapari di kawinkan dengan kambing-kambing lokal.
Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan Peranakan Etawa ( PE ) Susu kambing peranakan etawa inilah yang sekarang ini sedang ramai untuk dicari orang. Kandungan dan manfaat susu kambing etawa sangatlah banyak. inilah yang menjadikan orang beramai-ramai memburu susu kambing etawa. Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.
Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya. Sementara ini, pengembangan kambing PE sebagai penghasil susu belum banyak diperhatikan dan pemeliharaan masih bersifat tradisional. Pakannya sebagian besar hanya rumput lapangan saja sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan fisiologis ternak terutama dari sumber energi dan protein. Di satu sisi, ternak yang sedang laktasi terutama pada 8 minggu pertama masa laktasi aktivitas metabolisme kelenjar ambingnya meningkat.
Untuk itu, diperlukan pasokan nutrien yang cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan ternak untuk sintesis air susu. Namun di sisi lain, pada awal laktasi induk kambing sangat sensitif terhadap kekurangan protein dan energi sebagai akibat menurunnya nafsu makan. Telah ketahui bahwa kualitas hijauan di daerah tropis adalah rendah sehingga jumlah hijauan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak akan energi di luar kebutuhan hidup pokok ternak. Ketersediaan karbohidrat mudah terlarut pada hijauan adalah rendah.
Karena itu, suplementasi konsentrat yang mengandung campuran bahan-bahan sumber energi, protein serta mineral (mikro dan makro) merupakan salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produk fermentasi rumen yang pada giliran berikutnya dapat menyediakan nutrien yang cukup untuk pembentukan air susu. Konsentrat diharapkan dapat bertindak sebagai sumber karbohidrat mudah terlarut, protein lolos degradasi, dan sebagai sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu. Konsentrat memperluas peluang terbentuknya asam lemak atsiri (volatile fatty acid = VFA) terutama asam propionat yang lebih banyak dengan produksi metan semakin kecil, sehingga efisiensi penggunaan energinya lebih tinggi.
Manfaat dan Khasiat Susu Kambing Etawa
- Memiliki rantai asam lemak yang lebih pendek dibanding susu sapi, menyebabkan susu kambing menjadi lebih mudah dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan manusia
- Molekul proteinnya lebih halus dari susu sapi, sehingga mudah diserap usus, hanya perlu waktu 20 menit saja (sedangkan susu sapi perlu waktu 120 menit! atau 2 jam!)
- Kandungan asam lemak rantai pendek seperti asam kaprik dan kaprylik yang tinggi, mampu menghambat tumbuhnya jamur Candida dan infeksi jamur yang disebabkannya.
- Susu kambing tidak mengandung agglutinin, yaitu senyawa yang membuat molekul lemak menggumpal seperti yang terjadi di dalam susu sapi.
- Anak-anak yang diberi konsumsi susu kambing memiliki pertumbuhan fisik yang lebih baik, juga menyangkut pertambahan berat badan yang disebabkan oleh kepadatan tulang yang lebih baik, kadar hemoglobin darah merah yang meningkat serta kecukupan akan Vitamin A, B, dan D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Kambing Etawa
Disebut sebagai kambing peranakan etawa, kambing PE
atau kambing etawah merupakan hasil peranakan kambing jamnapari dari India
dengan kambing lokal Indonesia. Dikenal dengan ukuran tubuh yang besar dan
penghasil susu kambing (kambing susu).
Kambing
Etawa Ras Kaligesing
Asal Usul
Pada sekitar tahun 1930-an, pemerintah kolonial
Belanda membawa kambing jamnapari dari India ke daerah Kaligesing, Purworejo,
Jawa Tengah. Kambing jamnapari ini kemudian disilangkan dengan kambing lokal
(kambing jawa randu atau kacang). Hasil keturunan dari silangan ini dikenal
sebagai Kambing Etawa ras Kaligesing.
Kambing memiliki ciri khas pada tekstur kepala
menonjol (roman nosed) dan bentuk kuping yang panjang terlipat. Pada awalnya
kambing ini dikembangkan untuk breeding dan produksi susu.
Kontes
Dengan semakin populernya kambing etawa, kambing ini
dikembangkan juga untuk kontes.
Kambing ini memiliki harga pasaran yang relatif mahal (premium) dibandingkan kambing lainnya. Adanya aspek seni
seperti panjang & lipatan telinga, gelambir, bentuk muka, corak warna dll
membuat harga menjadi mahal. Di kalangan penghobi kontes kambing jenis ini
beralih fungsi menjadi kambing koleksi, bukan untuk pedaging atau perah.
Kambing
Etawa Ras Senduro
Asal Usul
Presiden Sukarno membawa kambing Jamnapari ras dari
Etawah, Uttar Pradesh India ke Indonesia untuk keperluan pengembangan silang
pada tahun 1947. Kambing jenis ini disilangkan dengan kambing lokal Lumajang
(Kambing Menggolo). Kambing Menggolo memiliki ukuran lebih besar daripada
kambing kacang. Hasil silangan ini disebut dengan Kambing Etawa Ras Senduro (Etsen).
Kambing etawa putih hanya dapat ditemui di Senduro, sebuah desa yang terletak di kaki gunung berapi Semeru. Menurut peternak setempat, kambing etawa putih dapat tumbuh sampai ukuran sangat besar, hingga 170kg. Selain memberikan daging yang sangat bergizi dan susu, kambing etawa juga membawa keberuntungan dan perdamaian kepada peternak. Kisah yang melatar belakangi anggapan ini adalah pada tahun 1956 terjadi letusan gunung Semeru di Senduro. Lebih dari 1000 orang meninggal dalam bencana itu, namun secara mengagumkan 30 peternak kambing etawa putih selamat.
Kambing etawa putih hanya dapat ditemui di Senduro, sebuah desa yang terletak di kaki gunung berapi Semeru. Menurut peternak setempat, kambing etawa putih dapat tumbuh sampai ukuran sangat besar, hingga 170kg. Selain memberikan daging yang sangat bergizi dan susu, kambing etawa juga membawa keberuntungan dan perdamaian kepada peternak. Kisah yang melatar belakangi anggapan ini adalah pada tahun 1956 terjadi letusan gunung Semeru di Senduro. Lebih dari 1000 orang meninggal dalam bencana itu, namun secara mengagumkan 30 peternak kambing etawa putih selamat.
·
Kambing
Alpine
Kambing Alpine dalah jenis kambing yang berasal dari
pegunungan Alpine, Perancis. Jenis kambing ini tersebar di negara Perancis,
Swiss dan Amerika. Jenis yang paling besar dilihat dari bentuk dan besarnya
nilai produksi adalah jenis yang dibawa ke Amerika.
Warna bulu kambing ini adalah putih
murni terdapat warna coklat kekuningan, abu-abu, cokelat, hitam, merah,
menggertak, belang-belang, atau berbagai bayang-bayang atau kombinasi dari
warna-warna ini. Warna muka ada garis putih di atas hidung. Kedua jenis kelamin
umumnya berbulu pendek, tapi biasanya betina memiliki bulu panjang sepanjang
tulang belakang. Janggut juga dapat ditemukan pada jenis kelamin betina.
Kambing ini ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk, tubuhnya besar dan
tingginya sama dengan kambing Saanen. Telinga dalam Alpine berukuran sedang,
bertekstur halus, dan lebih tegak. Ukuran kambing alpines adalah : Betina :
tinggi sekitar 30 inchi, berat 135 ponds. Jantan : tinggi sekitar 34-44 inchi,
berat : 170 ponds.
Kambing betina adalah penghasil susu yang baik untuk
anaknya karena jenis ambing yang berbentuk kerucut menyerupai dot. Sehingga
anak kambing sangat mudah untuk menyusu. Walaupun aslinya hidup di daerah yang
dingin tapi jenis kambing alpines sangat mudah berdaptasi dan berkembang biak
di jenis cuaca tempatnya hidup.
·
Kambing (Anglo)-Nubian
Kambing Anglo Nubian dikembangkan di
Inggris, di Amerika dikenal dengan nama Nubia. Kambing Anglo Nubian ini hasil
dari persilangan antara Kambing asal Afrika dengan kambing asal India.
Kambing Anglo Nubian merupakan
kambing serba guna, berguna sebagai kambing perah dan kambing potong yang
diambil daging atau susunya. Jenis Ini bukan produsen susu yang baik namun
memiliki rata-rata kandungan lemak mentega yang tinggi (antara empat dan
lima persen). Musim kawin Kambing Anglo Nubian lebih lama dari pada kambing
keturunan Swiss sehingga memungkinkan untuk menghasilkan susu sepanjang tahun.
Kambing Anglo Nubian ini paling
cocok untuk diternakkan di daerah yang panas. Karena merupakan kambing yang
dapat digunakan sebagai kambing perah dan kambing potong banyak negara yang
telah menggunakan jenis kambing Anglo Nubian ini untuk proses Grading Up (
proses memperbaiki keturunan ) hasil susu dan daging dari kambing keturunan
lokal.
Kambing Anglo Nubian adalah kambing perah yang
menghasilkan susu dengan jumlah lumayan banyak dan dapat diperah dalam jangka
waktu yang lama, selain itu juga dapat digunakan sebagai kambing potong. Hal
tersebut yang menjadikan menternakkan kambing jenis ini sangat bagus
prospeknya. Kambing ini dinamakan Nubia karena awalnya ditemukan di daerah
timur laut Afrika, Arab dan India. Peternak dari Inggris mengimport
kambing ini pada tahun 1895 untuk dikembangkan lebih lanjut di negaranya.
Kambing yang merupakan kambing dual purpose ini disebut Nubia di Amerika.
Penampilan jenis kambing
Anglo-Nubian dianggap sebagai “aristokrat” kaarena telinga yang panjang,
terjumbai dan tergantung dekat kepala dan membawa jelas hidung romawi dan
selalu berbulu pendek, berkaki panjang dan dapat menyesuaikan diri di daerah
panas. Kambing Anglo nubia mempunyai banyak kombinasi warna, namun yang umum
adalah merah hitam dan coklat biasanya datang dengan kombinasi dengan warna
putih. Jenis kambing Anglo Nubian jantan memiliki bulu yang pendek di bagian
dada, punggung dan paha.
Kambing betina memiliki bagian
ambing yang besar dan terjumbai, jika dibandingkan dengan kambing keturunan
swiss atau eropa, jumbai pada ambingnya lebih panjang. Susu yang dihasilkan
memang lebih sedikit dibandingkan dengan kambing keturunan swiss namun memiliki
kadar lemak susu ( butterfat ) yang lebih tinggi. Kambing ini merupakan kambing
yang subur (beranak kembar) dan ada yang bertanduk dan ada yang tidak
bertanduk.
Kambing betina memiliki tinggi
kira-kira 76cm beratnya sekitar 60 kg, sedangkan yang jantan tingginya
mulai 88cm dan beratnya 78 kg. Bagian kepala berkembang dengan karakteristik
yang khas, profil wajah diantara mata dan moncongnya sangat cembung. Mempunyai
telinga yang panjang yang terjumbai lebih dari moncongnya namun tidak lebar dan
tidak melipat seperti kambing Ettawa, bentuk telinganya tersebut agak
kaku. Rambut kepalanya halus dan mengkilap.
·
Kambing Hitam Anatolia
Kambing ini berkembang biak daerah
anatolia, turki, dikembang biak kan sebagai kambing perah, potong atau pedaging
dan diambil serat atau bulunya. kambing jenis ini termasuk jenis kambing yang
berasal dari daerah Suriah.
·
Kambing Appenzel
Kambing ini berbulu putih
dengan bulu yang panjangnya sedang, memiliki perpaduan anggota tubuh yang
baik. Bentuk tubuh yang lebih lebar dan lebih kecil dibandingkan kambing
saanen. Jantan tingginya berkisar 75-85cm berat 65kg sedangkan betina 70-80cm
berat 45kg.
Kambing ini berkembang biak di
Negara Swiss, daerah sebaran nya sekitar Canton Appenzell, St.Gallen
(Togeburg), di Canton Zurich dibiakkan jenis salah satu jenis Appenzell yang
merupakan hasil dari persilangan antara Appenzell dengan Saanen. Saat ini
jumlahya sangat sedikit. Produksi susu pada periode menyusui hamper sama dengan
kambing jenis lain yaitu: 700-800kg, Lemak 2,9%, protein 2,7% , durasi laktasi
270 hari.
·
Kambing Argentata
Kambing Argentata dari sekitar
Gunung Etna di bagian timur sisilia dan daerah penyebarannya ada sekitar di
Provinsi Catania, Messina, Enna, dan Palermo. Asal Usul jenis ini sangat
tidak dikenal dan sekarang sudah menjadi sangat langka.
Namanya yang diterjemahkan Sebagai
Argentata Perak diambil dari warna bulunya, yaitu percampuran antara putih dan
abu-abu hitam. Jenis kambing ini adalah kambing yang diambil susunya dan secara
tradisioal susunya diperah untuk bahan pembuatan keju dari timur Sisilia.
·
Kambing Bhuj
Kambing bhuj ini juga dikenal dengan
nama Bhuj Brasileira. Kambing Bhuj ini ditemukan di daerah tenggara Brazil.
Kambing ini adalah kambing dwiguna, sebagai kambing perah yang diambil susu dan
Kambing potong yang diambil dagingnya. Kambing ini biasanya berwarna hitam
dengan sedikit warna putih di bulunya. Bentuk hidung kambing Bhuj ini convex,
atau dikenal juga dengan bentuk “roman nose”, bentuk yang sama dengan bentuk
hidung kambing ettawa. Asal kambing ini adalah dari kambing jenis Kutchi di
India.
·
Kambing Bionda Deladamello
The “Bionda dell ‘Adamello” adalah
kambing lokal dari Italia utara Region Lombardia. Namanya diambil dari warna
bulunya. Bionda dalam bahasa Italia berarti Fair – dan dari gunung “Adamello”
yang merupakan bagian dari Pegunungan Alpen Italia. Termasuk dalam populasi
kambing yang disebut kambing Alpine.
Pada awal perkembangannya kambing
ini merupakan jenis kambing yang menyebar luas di kawasan Val Camonica-Region
Lombardia, district of Brescia, Italia Utara. Banyak foto dan saksi-saksi lisan
mengkonfirmasi kehadirannya. Hari ini, kambing jenis “Bionda
dell’Adamello” masih dibesarkan terutama di lembah ini dan secara keseluruhan
terdapat 40 kelompok yang berjumlah hampir 1.200 kambing di Lombardia.
Pembiakan kambing jenis Bionda dell ‘Adamello biasanya dibesarkan dalam kawanan kecil 15 hingga 20 hewan. Kambing ini merupakan kambing perah yang diambil susunya, yang digunakan untuk produksi keju, pemerahan dilakukan setelah penyapihan anak-anak.
Pembiakan kambing jenis Bionda dell ‘Adamello biasanya dibesarkan dalam kawanan kecil 15 hingga 20 hewan. Kambing ini merupakan kambing perah yang diambil susunya, yang digunakan untuk produksi keju, pemerahan dilakukan setelah penyapihan anak-anak.
Kambing ini memiliki bulu sangat panjang dengan
warnanya cokelat muda. Pada bagian kaki, telinga, bagian dalam paha dan perut
berwarna putih.
·
Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg adalah kambing
perah yang ditemukan dan berkembang biak di lembah Toggenburg, Swiss. Kambing
Toggenburg memiliki bentuk tubuh yang sedang dan memiliki produksi susu yang
jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan kambing perah lainnya seperti misalnya
kambing Saanen, Anglo Nubian, Argentata atau Bionda DelAdamello.
Kandungan lemak susu ( butterfat ) nya pun termasuk rendah , hanya
sekitar 2-3 %, sedangkan kadar protein nya 2,8%.
Kambing perah ini memiliki warna
seragam dan jarang yang memiliki beberapa warna sekaligus dalam satu tubuh.
Warnanya mulia dari coklat keuningan sampai coklat tua gelap. Pada bagian
kepala memiliki warna putih demikian juga pada bagian telinga dan kakinya
(mulai dari bagian lutut ke bawah).
Kambing ini memiliki tanda putih yang berbeda: telinga putih dengan bercak gelap di tengah, dua garis putih di wajah dari atas masing-masing mata untuk moncong, kaki belakang putih dari hocks untuk kuku, kaki depan dari lutut ke bawah putih dengan garis gelap di bawah lutut diterima, sebuah segitiga putih di kedua sisi ekor.
Kambing ini memiliki tanda putih yang berbeda: telinga putih dengan bercak gelap di tengah, dua garis putih di wajah dari atas masing-masing mata untuk moncong, kaki belakang putih dari hocks untuk kuku, kaki depan dari lutut ke bawah putih dengan garis gelap di bawah lutut diterima, sebuah segitiga putih di kedua sisi ekor.
Produksi susu dapat maksimal jika
kambing ini dikembang biakkan pada suhu atau cuaca yang dingin. Memilik
waktu laktasi sekitar 5 bulan atau 257 hari. Untuk memproduksi susu
secara maksimal kambing ini harus dikandangkan dan tidak dibiarkan berkeliaran
di padang rumput secara bebas. Jika diperah terus selama 365 hari maka akan
didapatkan jumlah susu 2-4liter/harinya.
Kuku kambing harus rutin dipotong setiap 4 – 8 minggu sekali. Mereka memerlukan pakan yang mengandung 12-18% protein agar bisa berkembang biak secara maksimal. Tidak diperkenankan yang mengandung Urea karena sangat mempengaruhi pencernanaan mereka. Kambing ini memerlukan air yang cukup, dan harus selalu tersedia di sekitaan mereka. Kambing Toggenburg jantan sudah dapat dikatakan dewasa sejak umur 7 bulan dan siap kawin. Sedangkan betinanya mulai umur 7 – 8 bulan.
Kambing Toggenburg adalah salah satu kambing perah yang sudah sejak lama dikenal manusia, dapat dibilang termasuk yang tertua. Sudah mulai diperah sejak tahun 1600. Kambing perah ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke Amerika sejak tahun 1853.
Kambing Toggenburg yang baik haruslah memiliki badan yang kompak. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi. Ambing susunya lumayan besar namun tidak menjuntai kebawah, kencang. .Bulunya pendek dan halus. Bentuk kepalanya lurus atau dishes. Telinganya tegak kea rah atas. Berat kambing Toggenburg dewasa rata-rata sekitar 55 kg. Perilakunya tenang dan ramah sehingga banyak juga dijadikan hewan peliharaan
Kuku kambing harus rutin dipotong setiap 4 – 8 minggu sekali. Mereka memerlukan pakan yang mengandung 12-18% protein agar bisa berkembang biak secara maksimal. Tidak diperkenankan yang mengandung Urea karena sangat mempengaruhi pencernanaan mereka. Kambing ini memerlukan air yang cukup, dan harus selalu tersedia di sekitaan mereka. Kambing Toggenburg jantan sudah dapat dikatakan dewasa sejak umur 7 bulan dan siap kawin. Sedangkan betinanya mulai umur 7 – 8 bulan.
Kambing Toggenburg adalah salah satu kambing perah yang sudah sejak lama dikenal manusia, dapat dibilang termasuk yang tertua. Sudah mulai diperah sejak tahun 1600. Kambing perah ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke Amerika sejak tahun 1853.
Kambing Toggenburg yang baik haruslah memiliki badan yang kompak. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi. Ambing susunya lumayan besar namun tidak menjuntai kebawah, kencang. .Bulunya pendek dan halus. Bentuk kepalanya lurus atau dishes. Telinganya tegak kea rah atas. Berat kambing Toggenburg dewasa rata-rata sekitar 55 kg. Perilakunya tenang dan ramah sehingga banyak juga dijadikan hewan peliharaan
KESIMPULAN
Kambing
perah yang sangat dikenal di indonesiaadalh kambing etawa (kambing jampari) dan
peranakannnya yaitu peranakan etawa (PE), memang produksi kambing perah ini
laebih unggul dari kambing jenis lainnya, hal ini lah yang menyebabkan para
peternak memilih kambing ini untuk dipelihara dan dikembangkan.
Di
indonesia pada saat sekarang ini sudah banyak mengembangakan peternakan kambing
perah ini terutama di daerah jawa, indonesia pun sudah melaksanakan kontes
kambing untuk memilih kambing yang berkualitas paling bagus yang nantinya akan
dignakan untuk meninkatkan produksi susu kambing di indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Kami tantang para semua yang suka bermain judi online Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,- registrasi secara gratis. Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !! PIN BB : D61E3506 👉 Whatsapp : +85598249684 👉 L ine : Sinidomino
BalasHapusraja poker
Bolavita Agen Judi Online Terbaik di Indonesia Yang Menyediakan Permainan Terlengkap Seperti Sabung Ayam Online , Sportbooks, salah satu situs judi bola dan Casino online terbesar di Asia handicap Situs Taruhan Bola Ini Terkenal di Indonesia
BalasHapusBoss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )